Minggu, 22 September 2013

Cerita dari Genset Yang Terbakar Dari TRANS CORP

Mungkin diantara anda, masih ingat dengan kejadian kebakaran di TRANS CORP pada 2012 lalu? Jika ingat, saya ceritakan peristiwa ini di blog seputartv.blogspot. Berikut merupakan cerita kebakaran genset di TRANS CORP.

Apa teman-teman salah satu penggemar acara di chanel Trans Corp?? Untuk beberapa saat sebaiknya teman-teman harus bersabar karena chanel dari Trans Corp yakni Trans TV dan Trans7 tidak akan beroperasi. Hal ini disebabkan karena satu genset di Gedung Trans Corp di Jalan Kapten Tendean, Jakarta Selatan, Ahad (13/5/2012) sore terbakar. Sedikitnya 13 unit mobil pemadam diterjunkan ke gedung kantor milik stasiun TV swasta itu. Api sudah bisa dijinakkan, sebagian tim pemadam kebakaran masih berjaga-jaga di sekitar lokasi. Sebagian aliran listrik ke gedung juga dipadamkan oleh petugas Perusahaan Listrik negara (PLN), guna mengantisipasi kebakaran susulan

Trans TV dan Trans7 adalah dua stasiun televisi swasta yang dimiliki pengusaha Chairul Tanjung. Selain televisi, Ketua Komite Ekonomi Nasional ini juga menjadi pemilik saham media dari detik.com. Kini konglomerasi di bawah Chairul Tanjung bernama CT Corp yang terdiri dari tiga perusahaan sub-holding yakni Mega Corp, Trans Corp, CT Global Resources dengan anak usahanya yang meliputi finansial, media, retail, gaya hidup, hiburan, dan pengeloaan sumber daya alam.

Di daerah Lombok tayangan Trans TV menayangkan acara yang sudah lama dan itupun hanya merupakan tayangan promo dengan sebutan "X-Ordinary" tanpa henti. Sedangkan acara Trans7 tidak ada gambar sama sekali. Ini terjadi dari tadi sore sekitar jam 17.00 yang lalu. Semoga saja tayangan dari Trans Corp cepat mengudara kembali.

Itu merupakan kejadian pertama yang menimpa kantor pertelevisian di dunia. Catatan ini bersumber dari  mixedfreshinfo.blogspot.com. Dan itu menimpa detik.com juga.

Untung saja, yang terbakar cuma gensetnya saja dan kita bisa melihat film bagus di TRANS TV maupun TRANS 7 lagi. Seandainya yang terbakar itu kantornya dan banyak yang dilalap sebuah api, kita sedih karena siarannya sudah tamat.

Namun dari cerita ini, disimpulkan bagi warga yang tinggal di ibu kota provinsi di Indonesia masih bisa menyaksikannya di 2 TV ini hanya berupa dokumenter yang sekarang tayang pada pagi buta di wilayah setempat pada Senin - Jum'at. Kalau itu kantornya yang terbakar, kita mungkin bisa menonton Trans TV dan Trans 7 dengan menayangkan acara (perkiraan saya) hiburan dari myTrans.com . Sisanya, acara non-MyTrans.com .

Seingat saya, saya membuka twitter pada waktu itu, disebutkan bahwa siaran TRANS CORP berhenti sejenak karena genset yang kebakaran. Akhirnya sesudah saya sholat Maghrib di rumah, saya baru tahu kalau di Surabaya langsung diisi siaran lokal sesudah Adzan Maghrib dan menonton 2 TV itu bergantian hingga apinya bisa dipadamkan.

Di Surabaya waktu itu juga, TRANS TV di pusat menayangkan promo program berulang - ulang kemudian muncul "Indonesia Raya" yang diputarkan di TRANS TV Surabaya. Sedangkan di TRANS 7 , sesudah tayangan Maghrib, dia menayangkan "Indonesia Raya" dan diisi dokumenter.

Namun pada saat pemadaman api di Jakarta berlangsung , muncul tulisan "Sesaat lagi kita bergabung dengan siaran nasional" ketika selesai siaran lokal dan menampilkan color bar dari Jakarta, kemudian kembali lagi ke siaran lokal hingga api bisa dipadamkan (diselang - seling seperti siaran lokal MNC News , walaupun saya tidak punya prabola).

Sayang banget, pada saat promo program di TRANS TV Surabaya ketika siaran lokal berlangsung (baik pada saat pemadamannya di Jakarta maupun siaran lokal menjelang Subuh) banyak promo program yang rata - rata, sudah ditutup. Sedangkan di TRANS 7 Surabaya, promo program waktu itu memang acara yang sudah tayang di TRANS 7 hingga sekarang ini. Dan mendekati pukul 23:00 WIB, mereka kembali ke siaran nasional secara resmi karena api bisa dipadamkan.

Semoga bermanfaat, Rek!

6 komentar:

  1. Jadi ingat peristiwa itu. Di tempat saya beberapa saat setelah kejadian kebakaran itu siaran mereka masih dapat diterima dengan baik dan ketika mendekati waktu sore sampai Maghrib di parabola yang pertama hilang siaran adalah Trans 7 yang hanya menampilkan logo Redaksi + tetaplah bersama kami, disusul beberapa puluh menit setelahnya gambar Trans TV mulai buram & berbayang sampai ada semutnya, signal quality di rcv digital menurun drastis bahkan sempat hilang sekian menit. awalnya saya kira tv saya yang rusak tapi setelah pindah-pindah saluran cuma 2 itu saja yang bermasalah dan kalau melalui antena uhf hanya ada tulisan Trans TV Sumedang CH 37 UHF juga Trans 7 Sumedang 35 UHF. kalau saya ingat-ingat kejadian hampir serupa pernah terjadi dengan SCTV waktu masih sekolah smu atau awal kuliah dulu, walau saya tidak pernah tau mengenai kejadian apa yang sedang menimpanya tapi gelagat gangguan siarannya agak mirip.

    BalasHapus
  2. Oh, begitu. Saya ingat, pada pukul 17:30 WIB (ketika itu sesudah Trans TV & Trans 7 Surabaya menayangkan adzan Maghrib di Surabaya dan sekitarnya), langsung ditampilkan Station ID secara bersamaan, dan isinya cuma dokumenter lokal Jawa Timur yang isinya bikinan pusat (Jakarta), bukan bikinan sendiri. Itu saja berlangsung hingga pukul 22:00/23:00 WIB.

    Oh iya, bagaimana kabar siaran lokal Trans Media di Sumedang? Logo Trans TV & Trans 7 Bandung masih pakai logo lama atau baru? Mohon penjelasannya secara lengkap. Karena di Surabaya, logo tersebt belum ganti, cuma nama paket siaran lokalnya yang diganti (Trans TV Surabaya nama paketnya "Pesona Surabaya", kecuali Trans 7 Surabaya).

    BalasHapus
  3. di jogja trans tvnya promo program, trans7nya hanya warna warni

    BalasHapus
  4. R. Moh. Fajar Santoso2 Februari 2014 pukul 13.37

    Ya. Saya pernah baca di Kaskus. Ada yang bilang saat kejadian, di Jogja Trans 7 color bar dengan tulisan Trans 7 Yogyakarta. Abis itu langsung siaran lokal acara Si Bolang dan di Trans TV-Nya acara Wisata Kuliner sekitar pukul 18:00.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
    2. Nya jgn huruf bsr. Itu buat penyebutan nama Tuhan lho

      Hapus