Sabtu, 24 Agustus 2013

Abadinya Berpacu Dalam Melodi

Secara nama dan tampilan, kuis Berpacu Dalam Melodi nyaris sama sekali tidak berubah. Sejak pertama tayang di TVRI zaman bahuela dulu, sempat muncul di MetroTV beberapa tahun lalu, sampai balik lagi di TVRI sekarang ini, Berpacu Dalam Melodi (BDM) ya tetap begitu itu. Diiringi oleh kelompok musik Ireng Maulana All Star yang memainkan musik di belakang juntaian sumbu kompor yang dibentuk sebagai tirai, acara dibuka dengan Koes Hendratmo yang muncul sambil menyanyi.

Setelah itu, sebuah kalimat ‘sakti’ diucapkan dengan intonasi khas Mas Koes, “Satu minggu lamanya kita berpisah, satu minggu pula usia kita bertambah.” (Dulu, saat masih tayang sebulan sekali, kata ‘satu minggu’ itu, masih sebagai ‘satu bulan’).

Hal yang berbeda dibanding dengan yang dulu, adalah adanya penonton yang sekarang duduk di belakang peserta. Selebihnya adalah sama. Ehya, ada ding yang tidak sama. Yakni, saat peserta muncul sambil berlengak-lenggok diiringi musik instrumentalia, sekarang yang mengenalkan mereka bukan suara Bung Olan (Sitompul?). Ini bisa diketahui karena Mas Koes tidak seperti dulu yang sebelumnya selalu bilang, “Bung Olan, silakan.”

Tentang pembagian babak, tetap tidak berubah. Ada Kenangan Masa, Pelangi Antar Nusa, Bursa Nada dan Sekilas Wajah. Dengan kemajuan teknologi sekarang ini, bisa saja BDM dikemas dalam tampilan yang berbeda. Tetapi Helmy Yahya, raja kuis Indonesia yang mengusung kembali BDM kreasi ratu kuis (dan guru Helmy Yahya) Ani Sumadi ini ke TVRI lagi, yang ‘dijual’ sepertinya ya memang kenangan masa lalunya itu. Karenanya, bisa jadi, segmen penonton yang dibidik adalah generasi yang sekarang sudah tidak muda lagi.

Dengan mendengarkan lagu-lagu lawas, para orang tua yang sedang suntuk mengikuti acara berita-berita politik yang bikin rambut makin rontok, atau kadar asam urat makin tinggi (sementara tidak seberapa acara televisi bermutu yang sesuai dengan usia mereka), menyaksikan BDM bisa jadi akan membuat syaraf tidak tegang. Mengenang masa lalu, sambil ikutan menyanyi lagunya Nate King Cole, atau Ernie Djohan atau The Beatles dsb.

Ditunggu saja, berapa lama BDM mampu bertahan di tengah banyaknya acara televisi yang datang dan pergi. Kalau ia masih mampu survive di tengah gempuran acara ecek-ecek yang malah bisa meraup banyak iklan, sungguh bisa dibilang BDM adalah acara kuis televisi yang abadi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar