Minggu, 25 Agustus 2013

Opini: Piala Dunia 2014 antv dan tvOne, Antara Sia-Sia atau Strategi untuk Bakrie


Ini adalah opini saya saja. Bukan fakta yang terjadi di lapangan. Saat ini kabar ini memang belum pasti terjadi, walaupun mendekati kenyataan.

CT, Chairul Tanjung, yang disebut si anak singkong itu, kabarnya sedikit lagi akan menjadi pemilik dari Viva Group. Itu artinya antv dan tvOne akan segera menjadi saudara baru dari TRANS TV dan TRANS 7. Selain itu detik juga akan bersaudara dengan vivanews.

CT memang banyak mengembangkan bisnisnya. Saya tahu Baskin-Robbins karena sering “ngiklan” di TRANS TV sekitar tahun 2005, dan ternyata pada 2007 menjadi milik CT. TV7 dibeli CT pada 2006, menjadi TRANS 7. Kalau Carrefour saya sudah tahu CT masuk ke sana karena pemberitaan yang cukup masif tentang hal itu beberapa tahun lalu. Rencana membangun 20 TRANS Studio di Indonesia dan salah satunya di Malang juga pernah saya dengar. Kabarnya TRANS Studio masih melihat potensi di Kota Malang daripada di Kota Batu dengan pertimbangan jalan tol Malang–Pandaan yang juga terhubung ke Surabaya. Tapi itu masih lama sekali. Toh saya juga belum mendapat kabar lanjutan tentang hal itu. Tol Malang–Pandaan saja belum dibangun.

Tapi yang terpenting adalah yang akan segera terjadi ini. Viva akan segera masuk ke jajaran bisnis yang juga dimiliki oleh CT. Itu artinya sebentar lagi CT akan “menguasai” 4 frekuensi secara berjaringan, seperti MNC. Kita tahu MNC memiliki RCTI, MNC TV, dan Global TV, plus SINDOTV. Nah, kalau CT berhasil menguasai Viva, maka nantinya CT akan memiliki TRANS TV, TRANS 7, antv, dan tvOne.

Kita juga tahu antv dan tvOne sudah “dibelikan” hak siar Piala Dunia 2014 oleh Bakrie. Viva juga berencana membuat Vivasky yang nantinya mengandung SPORTONE untuk menunjang keperluan Piala Dunia yang akan berlangsung di Brazil itu. Semuanya sudah dipersiapkan oleh Bakrie.

Tapi, nampaknya Bakrie ingin melepas media yang dimilikinya. Hal ini sesuai dengan keinginan Bakrie untuk menguasai kembali perusahaan tambang BUMI daripada harus terus bertengkar dengan pemilik lainnya. Bakrie butuh dana segar untuk mendapatkan kembali BUMI.

Nampaknya pembelian hak siar Piala Dunia menjadi strategi Bakrie untuk menaikkan harga pasar Viva. Jika menjual Viva tanpa “sesuatu” harga Viva mungkin tidak akan naik. Maka dari itu, Bakrie berusaha untuk menguasai hak siar Piala Dunia sehingga tidak ada yang lain yang bisa membeli hak siar itu. Setelah bisa dipastikan hak siar Piala Dunia ada di tangan mereka, kemudian Piala Dunia dijadikan “paket jualan” Viva untuk mendongkrak harga pasarnya. Dengan harga Viva yang terdongkrak, maka Bakrie akan mendapat dana segar dengan jumlah besar untuk bisa menguasai BUMI.

Sebelumnya pihak Bakrie melalui Viva sendiri mengatakan bahwa mereka ingin menikmati keuntungan dari Piala Dunia 2014 di Brazil. Viva juga mengatkan bahwa Piala Dunia akan mampu mendongkrak pendapatan antv dan tvOne pada tahun 2014 nanti. Tapi, dengan dijualnya Viva, agak sia-sia juga Bakrie “berkeinginan” untuk merasakan keuntungan dari Piala Dunia 2014 itu, karena setelah Viva diual, keuntungan dari pembelian hak siar Piala Dunia justru tidak dirasakan Bakrie, tapi dirasakan oleh CT.

Analisa saya benar atau salah, saya tidak tahu. Tapi, ya ini sekedar opini, bukan fakta. Bagaimana benarnya ya hanya internal Bakrie yang tahu apakah hak siar Piala Dunia itu benar-benar dijadikan pendongkrak saja, atau justru menjadi suatu hal yang sia-sia karena keuntungannya tidak dirasakan oleh Bakrie secara maksimal di 2014.

Nah, kembali ke CT. Sampai ke paragraf ini saya baru ingat bahwa nantinya CT akan menguasai 5 frekuensi secara berjaringan, TRANS TV, TRANS 7, antv, tvOne, dan SPORTONE, kalau jadi diluncurkan sebagai terrestrial. Ini artinya MNC akan segera berada di posisi kedua dalam hal “penguasaan” frekuensi ini.
Namun saya masih belum mengetahui persis apakah antv masih juga dipegang oleh FOX International Channel melalui STAR setelah CT membeli Viva. antv memang tidak sepenuhnya dikuasai Viva. Selama ini saya membayangkan bahwa Viva memiliki 80% saham antv, dan 20% lainnya dimiliki STAR, sesuai dengan regulasi bahwa hanya 20% saham perusahaan media di Indonesia yang boleh dikuasai oleh asing. Saya meyakini bahwa STAR membeli antv pada 20 atau 30 September 2005 (walaupun banyak sumber lain mengatakan STAR membeli antv pada 30 April 2006, sedangkan transaksi saham tidak mungkin terjadi pada hari Minggu). Walaupun saya sempat membaca STAR sudah tidak lagi ada di antv sejak 20 September 2009 (ditandai dengan perubahan logo antv yang awalnya berbintang menjadi tidak ada “bintang sobek”nya) tapi sepertinya STAR masih ada di Viva, tidak secara langsung di antv.

Piala Dunia 2014, apakah menjadi sesuatu yang sia-sia atau justru menjadi strategi penjualan Viva oleh Bakrie?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar